21 Januari 2010

Buat Mu Yang Bernama Sahabat...

Dimana,

Tirai malam dilabuhkan,

Berhenti seketika lamunan dunia,

Tidak terdetik walau sesaat,

Tidak terasa masa yang berlalu,

Tanpa hirau hiruk kesibukan,

Tetap berjalan meniti arus,


Disini,

Aku terus merenung,

Masa silam yang mendampingi,

Jiwa yang terasa sunyi,

Tanpa kehadiran mu disisi,

Aku kadang-kadang sepi,

Sepi ini tiada yang mengerti,

Walau sekelumit rasa,

Hanya aku yang merasainya,


Dalam hati,

Hanya Allah yang mengerti,

Kerna dia maha Al-Khabir,

Tiada insane yang dapat memahami,

Apa yang tersirat dalam hati,

Yang batin ini sukar dinampakkan,

Walau sekecil mana sekalipun,

Ia tetap sukar,

Melainkan ada satu hubungan kecintaan,

Yang wujud dalam hati,


Kerna apa,

Yang dizahirkan ini,

Aku tidak memberi yang terbaik,

Untuk mu duhai teman,

Kerna aku ada yang terbatas,

Untuk melakukannya,

Terimalah zahirku ini,

Kerna engkau akan mengerti,

Segala yang di hati,


Terima ini,

Aku sangat percaya,

Allah akan membantu kita,

Dalam mengharungi segalanya,

Demi perjuangan kita,

Selama ini dicanang segalanya,

Agar berjalan dengan lancar,

Tiada halangan yang menimpa,


Aku sukar,

Untuk melupakanmu duhai teman,

Kerna engkau satu-satunya,

Sahabatku yang tercinta,

Seandainya bulan jatuh diriba,

Akan tetap ku kenang,

Engkau sebagai sahabat,

Yang setianya sukar ditembusi,

Yang kasihnya tiada terbatas,

Yang manisnya kenangan bersama,

Yang disanyangi kerna memahami,


Aku ini,

Banyak sungguh karenah,

Yang tidak disengajakan,

Mahupun yang disengajakan,

Tapi apa pun yan berlaku,

Engkau tetap memahami,

Kita saling memahami,

Itu yang aku impikan,


Cinta ini,

Yang tulus dari hati,

Telah bersemi karena Allah,

Terhadap diri mu,

Hati yang pernah suram,

Kini sudah tiada lagi,

Berkat usaha tawakkal kepada Allah,

Biarlah hujan membasahi bumi,

Biarlah bulan yang tiada berseri,

Namun jangan kau membiarkan,

Cinta ku ini yang lahir untuk mu,

Tulus suci seikhlas hati ku,


Kasih dan sayang,

Allah hiasi hubungan ini,

Untuk segala kecantikan,

Hargailah ia sebaiknya,

Kasih ini dari Allah,

Gunakan kerana Allah,

Sayang juga dari Allah,

Berilah pada yang berhak,

Niat suci karena Allah,


Untuk mu sahabat,

Masih ingatkah dikau,

Di zaman persekolahan,

Kita bertemu menyapa,

Di bangunan kayu tua yang uzur,

Kita menjalinkan ikatan,

Dengan niat yang suci ikhlas,

Dalam mencari warna perkenalan,

Seindah warna pelangi,

Ketika itu kau menghulurkan tangan mu,

Bersama-sama untuk ke daerah yang baru,

Kini kehidupan kita ceria,


Dengarkanlah,

Bisikan hati ku ini,

Tanda ingatan ku kepada mu teman,

Agar ikatan ukhwah yang dibina,

Tetap utuh bersimpul teguh,

Kenangan ketika bersama mu,

Tak akan ku lupa walau sedetik,

Walau badai topan yang melanda,

Walau nyawa ini terpisah dari jasad,

Keluarnya roh dari jasad,

Akan ku ingatimu selamanya,

Aku terfikir sendirian,

Mengapa kita ditemukan Allah,

Bersama mengharungi badai,

Dalam suka dan duka,

Dan akhirnya kita terpisah jua,

Dalam mengejar cita-cita,

Walaupun cita-cita kita sama,

Terpisah jua akhirnya,

Aku terfikir juga,

Adakah ini semua untuk menguji kesetiaan,

Kejujuran hati yang lahir dari kemanisan iman,

Allah maha mengetahui apa di hati ini,

Allah memberikan ku kekuatan,

Untuk menempuh segala yang berlaku,

Mungkin ada rahmat dari semua yang terjadi,

Yang tidak disedari,

Bahawa pertemuan dan perpisahan itu,

Untuk menguji kamar kesabaran,

Bagi menempuh segalanya,

Ya Allah, berilah kekuatan mu,

Hadirkanlah segala cahaya,

Menerangi jalan ini,

Tenggelamilah gelita,

Aku aku dapat meniti arus ini,

Hanya pada mu Ya Allah,

Aku mohon segalanya,


Sahabat ku,

Terima kasih bersamaku,

Hujung rambut hujung kaki,

Aku mohon seribu kemaafan,

Segala kesilapan dan kekilafan,

Yang lahir dari jiwa ini,

Zahir dan batin ku dambakan,

Pohon segalanya,

Semoga perjalanan hidup kita,

Diterangi nur keimanan,

Dianugerahi hidayah pencipta yang agung,

Teruskan perjuanganmu,

Duhai sahabat,

Selagi nyawa dikandung badan,

Selagi jasad mampu digerakkan,

Selagi mata dapat melihat,

Selagi telinga dapat mendengar,

Selagi lidah dapat bertutur,

Selagi kaki mampu bertatih,

Selagi itu lah perjuangan kita belum selesai,

Maafin aku,

Khas buat mu,

Sahabat…………..


Nukilan untuk sahabat…….

Teratakabadi_alyahya

Selasa (14/4/2009)

02:15am…………

3 ulasan:

  1. huhuhu.. teringat plak kat kwn org yg bru pindah.. ;(

    BalasPadam
  2. salam..

    mmg bez gila..
    minta di copy leh x?
    nk mintak izin dulu

    BalasPadam
  3. silakan kalau nk copy tp jgn tingglkn nm si pembuat itu...

    BalasPadam

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَا، قَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ وَفِيْ نَجْدِنَا، قَالَ : اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ شَامِنَا اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَا، قَالُوْا : يَارَسُوْلَ اللهِ وَفِيْ نَجْدِنَا فَأَظُنُّهُ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَاْلفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ ( صحيح البخاري )

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Ya Allah, berkatilah Syam kami dan berkatilah Yaman kami”, mereka berkata: Ya Rasulullah, juga Najd kita..?, (Beliau diam tapi kemudian kembali berdoa): “Ya Allah, berkatilah Syam kami dan berkatilah Yaman kami” , mereka berkata: Ya Rasulullah, juga Najd kita..? ,( Rasulullah diam dan kembali berdoa ): “Ya Allah, berkatilah Syam kami dan berkatilah Yaman kami” , mereka berkata : Ya Rasulullah, juga Najd kami..??, beliau saw kemudian menjawab: “dari sana (Najd) akan muncul goncangan dan fitnah!, dan dari sana (Najd) akan muncul tanduk setan!." ( Shahih Al Bukhari)

Kafaratul Majlis